13 Lagu Dream Theater Terbaik Sepanjang Sejarah

Best of Dream Theater
John Petrucci - Jordan Rudess - James LaBrie - Mike Portnoy - John Myung
Kalo ingat musik progressive pasti ingat Dream Theater, karena mereka disebut-sebut sebagai band Progressive rock/metal terbesar sepanjang sejarah musik. Permainan tempo yang amburadul, instrumental yang kuat dan kaya dengan nada, durasi lagu yang panjang, soulful, full teknik instrumen, high feeling dan banyak lagi adalah ciri khas yang selalu melekat dalam musik-musik Dream Theater, gak wajar jika pengamat musik hebat atau penikmat musik amatir pun selalu memuji-muji setiap hasil karyanya karena setau saya Dream Theater belum pernah menciptakan lagu yang gagal, toh yang megang nama Dream Theater adalah para master atau dewa di bidang musik.
Dalam tulisan kali ini, saya mengelompokan 11 besar lagu-lagu terbaik mereka yang menurut banyak orang, pengamat musik atau pendapat pribadi saya sendiri pantas untuk mendapatkan predikat terbaiknya Dream Theater.


13. Lie

Salah satu lagu andalan dari album pertamanya bersama James LaBrie dan album terakhir bersama keyboardist sebelum Rudess, Kevin Moore karena dari awal lagu sudah langsung diledakan dengan riff-riff gitar yang berat dengan seven string-nya Petrucci, belum lagi suara LaBrie yang terdengar dengan serak yang tinggi dan sangat baik juga saat mencapai nada rendah. Lagu ini bisa disebut salah satu lagu paling metal banget dari Dream Theater, karena memang efek-efek musik dalam lagu ini diatur supaya lebih berat dan gelap dibanding lagu-lagu sebelumnya, hal ini menyebabkan solo Petrucci saat diakhir lagu begitu agresif dan cepat.


12. The Glass Prison

Dimulai dengan suara yang terdistorsi lalu dilanjutkan dengan irama slow dengan efek gitar yang menghantamnya bersamaan dengan permainan keyboard, tapi cukup sampai sana ‘slow’nya karena sebenarnya lagu ini jauh lebih powerful dari yang kamu bayangkan. Coba saja pada saat intro pun mereka-mereka sudah mulai menggila, apalagi om Petrucci yang udah seenaknya aja maen solo yang sangat cepat dan hingga akhir lagu 14 menit ini, The Glass Prison begitu keras dibanding lagu rata-rata Dream Theater yang pasti digemari para metalhead karena riff-riffnya yang kickass banget.


11. Panic Attack

Disebut-sebut sebagai lagu terkerasnya Dream Theater, Panic Attack sudah sangat memburu tempo saat setelah intro bass dimainkan karena Mike Portnoy sudah siap dengan double pedalnya. John Petrucci dan Jordan Rudess pun bermain begitu metal sepanjang lagu ini, meski mereka berdua bermain solo yang terbilang singkat namun kecepatannya bukan main. Sepeti yang dikatakan judulnya, lagu ini berisi tentang penyakit-penyakit psikologi seperti Anxiety, Phobia, Paranoid dan lainnya yang disampaikan dengan musik yang bernuansa depresi juga membuat apa yang disampaikan tentang hal tersebut pun kita dapat merasakan dalam lagu ini, kacau dan berat.


10. Lost not Forgotten

Denting piano mengawali lagu yang epic abis ini, selama 10 menit kita akan dibawa dengan perjalanan hebat, perpaduan dengan heavy metal dan progressive gilanya Dream Theater yang seenaknya main-mainin tempo namun hal tersebut menjadi breakdown saat riff menabrakan dirinya. Dan sepertinya Mike Mangini menunjukan kegarangannya dalam lagu ini karena sejauh ini menurut saya, dalam lagu inilah drum Mangini yang paling gila mainnya. Gak lupa juga penampilan Jordan Rudess dan Petrucci yang tetep sakit meski ditinggal salah satu penyumbang ide lagu dan drummer terbaiknya, Mike Portnoy.


9. Peruvian Skies

Kalo ngomongin albumnya, Falling into Infinity adalah album yang banyak dibenci oleh fans Dream Theater namun jangan abaikan, karena disana ada lagu Peruvian Skies !! denger lagu ini sumpah saya gak tahan buat headbang pada bagian solo kesana karena mereka membawanya dengan sangat jenius, dimulai dengan perlahan namun sangat menghantam kepala saat snare drum yang nyaring dan keras digunakan apalagi saat Riff terbangsad itu dimainkan Holy Shit !!! dan disana pasti metalhead udah gak kuat buat nganggukin kepala bahkan saya udah gak kuat waktu solo dengan wah datang karena aaaahh feel-nya dapet banget bagi saya.


8. The Spirit Carries On

Salah satu yang paling difavoritkan oleh semua orang bahkan jika orang itu bukan penggemar musik Progressive, karena berbeda dari lagu Dream Theater lainnya, lagu ini begitu lembut dan indah dengan permainan piano klasik sepanjang lagu yang menjadikan kesan begitu nyaman ditelinga. Selain itu arti lagu ini begitu dalam atau meaningful karena menyangkut tentang pertanyaan-pertanyaan bagaimana kita akan mati ? apa yang terjadi setelah itu ? dan lain-lainnya. Arti lirik yang dalam ini pun didukung oleh solo gitar Petrucci yang feel-nya bener-bener kerasa banget belum lagi backsound yang begitu cantik yang diramu oleh Jordan Rudess, James LaBrie dan Johny Myung pun bermain sangat baik dan rapih dalam lagu ini. Klimaks banget deh pokoknya.


7. Pull me Under

Pull me Under sering disebut dengan karya nuansa ballad terbaik yang pernah diciptakan Dream Theater sebelum dibawa ke progressivenya Jordan Rudess. Kentalnya ballad 80’s bisa terdengar mulai dari Intro dan permainan keyboardnya yang epic abisss dan pasti jika kamu menyukai ballad, Pull me Under selalu ada di playlist kamu. Bukan di solonya, bukan juga di kecepatan permainan instrumennya, powerful-nya lagu ini tersebar disemua bagian lagu yang membuat kita gak bosen-bosen mengulang lagi dan lagi.


6. Home

Dimulai dengan petikan perlahan dari gitar yang efeknya agak india-india gitu deh, dan saat ride diketuk disitulah keasyikan lagu ini dimulai yang diiringi oleh permainan bass dan gitar dari duo John.  Setelah itu Wow..wow !!! wah dimainkan dengan dalamnya. Yang membuat lagu ini sangat hebat adalah riff-riff gitarnya yang heavy dan catchy meski berdurasi lebih dari 10 menit namun instumennya sangat menonjok yang membuat kita menikmati setiap menit perjalanan lagunya. Dan jangan lupakan solo gitar di akhir lagu yang sumpah ASIK BANGET !!!


5. Six Degrees of Inner Turbulence

“eh kok gak berhenti-berhenti sih lagunya ? lo muter sealbum ?” mah brotha
“engga cuma selagu” me
“kapan beresnya ? lama banget” mah brotha
“baru aja setengah jalan” me
“berapa menit tuh lagu ?” mah brotha
“42 menitan lah” me
“Buseeettt !!” mah brotha
Haha ya kira-kira begitu jika saya muter didepan temen saya karena memang lagu ini gak cocok buat pendengar yang telinganya lemah :D dan faktanya pun Six Degrees of Inner Turbulence adalah lagu terpanjang yang pernah diciptakan oleh Dream Theater. Pertanyaan yang pasti ditanyakan adalah apa gak bikin bosen lagu yang hampir ¾ jam dipenuhi dengan distorsi ? jawabannya adalah sama sekali engga, sebab setiap bagian-bagian lagunya mempunyai asik yang berbeda-beda dan kekuatan yang berbeda-beda juga namun saling berhubungan karena seperti cerita yang gak akan bagus jika dipotong ¼ nya saja atau di loncat langsung ke bagian tengah. Pokoknya ikuti deh lagunya karena menjelaskan lagunya akan sangat panjang yang pasti pointnya adalah teknik, feeling, heavy, powerful dan epic semuanya OK banget !! oh ya akustik ? Ok juga !!! dan jika digambarkan secara grafik, kamu akan dibawa naik naik dan naik hingga klimaks pada solo gitar+bass lalu dibawa jatuh kembali ditengah lagu dengan sentuhan ballad dan ada sedikit aroma country juga setalah itu kembali naik lagi hingga puncaknya lagu di menit akhir.


4. The Count of Tuscany

Cari lagu yang Soulful ? The Count of Tuscany adalah salah satu jawaban terbaik, petikan gitar ballad mengawali lagu ini disusul dengan solo berdistorsi dan musik progressive pun dimainkan namun kali ini gak seagresif lagu yang lain meski tempo masih memainkan keganjilannya. Lagu ini powerful-nya ada dibagian menjelang akhir setelah permainan solo gitar slow tanpa adanya drum karena kamu akan diberi kejutan oleh suara gitar akustik yang bener-bener nyaman ditelinga dan di detik itulah kamu akan dibawa menuju puncak cakrawala, maksud saya disini entah kenapa nuansa yang ditimbulkan lagu ini seolah-olah membawa pikiran kita kedalam irama lagunya yang indah apalagi saat solo akhir John Petrucci dimainkan, saya yakin semua orang yang denger solo ini akan kena klimaksnya.


3. A Change of Seasons

Gak bisa sekali denger untuk bisa menikmati atau sekedar mengerti A Change of Seasons karena lagu ini mempunyai transisi paling aneh dan untuk yang baru pertama dengernya pasti gak akan pernah tau lagu ini mau di bawa kemana, sebagai contoh waktu di pertengahan lagu saat instrumental bermain begitu cepatnya tiba-tiba tempo berganti menjadi rendah lalu kembali cepat lagi lalu tiba-tiba distorsi mati lalu solo gitar dan bass yang memburu cepat dan permainan piano sirkus Jordan Rudess yang tiba-tiba menabrak distorsi dan ketika vokal masuk lagu kembali kesuasana awal yang berat dan dingin. Bagi yang gak biasa mendengar musik-musik seperti ini pasti gak kuat untuk denger A Change of Seasons sampai habis, mungkin hanya the chosen one saja yang bisa menikmati banget kehebatan dan kepusingan lagu ini haha. Oh ya dalam lagu ini James LaBrie pun menunjukan kualitas vokalnya yang luar biasa dan diluar ekspektasi yang kamu harapkan.


2. Metropolis, Pt.1 : The Miracle and the Sleeper

Berbeda dengan yang lagu lainnya, lagu ini mempunyai kegilaan bukan dari solo-solo Petrucci, Myung, Rudess ataupun Portnoy meski dibeberapa bagian emang kampret juga, kegilaan lagu ini terdapat dari permainan tempo yang seenaknya, instrumental yang kompleks dan padat, serta terlihat mantepnya pemain instrumen Dream Theater yang seperti sudah menjadi satu kesatuan ditengah ancurnya (baca: rumit) musik mereka. Dan video diatas bener-bener versi terbaiknya yaitu bermain bersama Orchestra yang membuat lagu ini seperti Air Strike yang meledak-ledak disetiap menitnya.


1. Octavarium

Ok, mungkin hanya di list ini Octavarium berada di urutan puncak, secara musikal mungkin gak serumit lagu Metropolis ataupun A Change of Seasons, namun kelebihan Octavarium dibanding yang lain adalah feel dari lagunya yang luar biasa tersampaikan bahkan dari intro yang hanya bermodalkan keyboard Fractal Jordan Rudess. Namun masalah teknik-teknik bermusik pun gak dilewatkan oleh Octavarium, mulai dari petikan yang sederhana sampai picking yang sangat sangat cepat dan luar biasanya lagi keyboard dan bass pun bisa mengikuti cepatnya solo Petrucci yang awalnya saya gak nyangka, mungkin jika kamu coverin solonya, tangan bisa-bisa keseleo haha.
Selain hal tersebut, Octavarium punya klimaks yang bener-bener Krakatau banget (baca: meledak dahsyat) karena siapa sangka James LaBrie yang suara vokalnya sering diremehkan dalam Octavarium suaranya bisa mencapai Octave yang gila banget tingginya. Setelah klimaks pun kamu akan dibawa pada solo gitar terbaik yang pernah saya dengar.

SHARE
    Blogger Comment

0 comments:

Post a Comment